Perkembangan AI di Microsoft

Perkembangan AI di Microsoft: Dari Cortana hingga Proyek Masa Depan

Sobat komputerrakitan, tahukah sobat kalau microsoft yang sering kita gunakan ternyata memiliki cerita panjang sebelum secanggih sekarang. Terutama dalam pengembangan Artificial Intelegent (AI)

Microsoft memiliki sejarah panjang dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI), dimulai dengan proyek-proyek penelitian awal di tahun 1960-an. Saat ini, AI memainkan peran penting dalam berbagai produk dan layanan Microsoft, dan perusahaan terus berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan AI mutakhir.

Dilansir dari laman resmi Microsoft, inilah beberapa hal yang telah dilakukan Microsoft dalam pengembangan AI

Berikut beberapa tonggak penting dalam pengembangan AI di Microsoft:

  • 1960-an: Microsoft mulai meneliti AI dengan fokus pada pemrosesan bahasa alami dan pembelajaran mesin.
  • 1990-an: Microsoft meluncurkan Microsoft Agent, asisten virtual yang menggunakan teknologi pengenalan suara dan teks-ke-ucapan.
  • 2007: Microsoft meluncurkan Bing, mesin pencari yang menggunakan AI untuk meningkatkan hasil pencarian.
  • 2014: Microsoft meluncurkan Cortana, asisten virtual yang tersedia di Windows, Windows Phone, dan Xbox.
  • 2017: Microsoft meluncurkan Azure AI, platform cloud yang menyediakan berbagai layanan AI untuk pengembang dan perusahaan.
  • 2020: Microsoft meluncurkan Project Bonsai, platform open-source untuk pengembangan AI reinforcement learning.
  • 2021: Microsoft meluncurkan Azure Cognitive Services, kumpulan layanan AI yang menyediakan kemampuan seperti pengenalan wajah, terjemahan bahasa, dan analisis teks.
  • 2022: Microsoft meluncurkan VALL-E, model bahasa besar yang dapat menghasilkan teks, menerjemahkan bahasa, dan menulis berbagai jenis konten kreatif.

Dua chip baru yang dirancang oleh Microsoft.

  • Microsoft Azure Maia, sebuah chip Akselerator AI yang dirancang untuk menjalankan pelatihan berbasis cloud dan inferensi untuk beban kerja AI seperti model OpenAI, Bing, GitHub Copilot, dan ChatGPT.
  • Microsoft Azure Cobalt, sebuah chip berbasis cloud yang menggunakan arsitektur Arm untuk mengoptimalkan kinerja, efisiensi daya, dan efektivitas biaya bagi berbagai jenis beban kerja.
  • Selain itu, Microsoft juga mengumumkan ketersediaan umum Azure Boost, sebuah sistem yang membuat penyimpanan dan jaringan menjadi lebih cepat dengan memindahkan proses-proses tersebut dari server induk ke peranti keras dan peranti lunak yang dirancang khusus.

Microsoft saat ini mengerjakan berbagai proyek AI masa depan, termasuk:

  • AI untuk kebaikan: Microsoft menggunakan AI untuk mengatasi berbagai tantangan global, seperti perubahan iklim, kemiskinan, dan penyakit.
  • AI untuk bisnis: Microsoft membantu perusahaan menggunakan AI untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan inovasi.
  • AI untuk komputasi awan: Microsoft mengintegrasikan AI ke dalam platform cloud Azure untuk memberikan layanan yang lebih cerdas dan lebih kuat.
  • AI untuk komputasi tepi: Microsoft mengembangkan solusi AI untuk perangkat edge computing, yang memungkinkan AI untuk dijalankan di perangkat seperti smartphone dan mobil.

Demi tercapainya kesempurnaan AI, Microsoft juga bekerja sama dengan pengembang untuk mewujudkannya.

Melengkapi pengembangan silikon yang terkustomisasi, Microsoft juga memperluas kemitraan dengan penyedia silikon:

  • Degan mnambahkan mesin virtual (VM) terakselerasi AMD MI300X ke Azure. ND MI300 VMs dirancang untuk mempercepat pemrosesan beban kerja AI dalam pelatihan model AI kelas tinggi dan inferensi generatif, serta akan dilengkapi dengan GPU terbaru dari AMD, yaitu AMD Instinct MI300X.
  • Pratinjau untuk Seri Mesin Virtual NC H100 v5 yang baru, dibangun untuk NVIDIA H100 Tensor Core GPU, menawarkan kinerja, keandalan, dan efisiensi yang lebih tinggi untuk pelatihan AI kelas menengah dan inferensi AI generatif. Selain itu, kami juga mengumumkan rencana untuk Seri Mesin Virtual ND H200 v5, sebuah VM yang dioptimalkan oleh AI dengan menggunakan NVIDIA H200 Tensor Core GPU yang akan datang.

Microsoft telah memimpin berbagai terobosan kemajuan, seperti melalui kemitraan dengan OpenAI dan integrasi kemampuan ChatGPT ke dalam tools yang digunakan untuk pencarian, kolaborasi, pekerjaan, serta pembelajaran.

Microsoft mengembangkan model bahasa kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) baru  untuk bersaing dengan produk serupa dari Google dan OpenAI. Pengembangan model baru ini yang secara internal disebut MAI-1 ini dipimpin oleh Mustafa Suleyman, pendiri Google DeepMind dan mantan CEO dari startup AI Inflection yang baru saja direkrut oleh Microsoft.

MAI-1 akan jauh lebih besar dari model-model open source sebelumnya yang pernah dilatih oleh Microsoft, dan akan lebih mahal. Bulan lalu, Microsoft meluncurkan model kecerdasan buatan yang lebih kecil bernama Phi-3-mini sebagai upaya untuk menarik basis klien yang lebih luas dengan pilihan yang lebih hemat biaya.

Microsoft kemungkinan akan memperlihatkan model baru tersebut segera setelah konferensi pengembang tahunannya yakni Microsoft Build, yang akan digelar bulan ini.

MAI-1 diperkirakan akan memiliki sekitar 500 miliar parameter, sedangkan GPT-4 milik OpenAI dilaporkan memiliki satu triliun parameter dan Phi-3 mini memiliki 3,8 miliar parameter.

 

AI adalah salah satu area paling penting dalam penelitian dan pengembangan Microsoft saat ini. Perusahaan terus berinvestasi dalam pengembangan teknologi AI baru dan mengeksplorasi cara-cara baru untuk menggunakan AI untuk meningkatkan kehidupan orang-orang.

Leave a Comment